Mengenal 3 Jenis Rumput Lapangan Sepakbola
Layaknya seorang pelukis dengan kanvasnya, lapangan bagi pemain bola juga merupakan tempat untuk mengekspresikan karya. Segala macam karya bisa dilakukan oleh pesepakbola di atas lapangan tempatnya bermain.
Sepakbola sendiri merupakan olahraga yang fleksibel. Sepakbola tidak terbatas hanya bisa dimainkan di atas lapangan rumput. Sepakbola bisa dimainkan di manapun asal ada area yang sedikit datar dan benda berbentuk agak bulat yang bisa ditendang.
Hanya saja, memang lapangan rumput yang hijau, dengan ukuran yang sudah distandarkan, lengkap dengan dua buah gawang menjadi area yang dianggap paling ideal untuk bermain sepakbola saat ini. Di atas lapangan rumput pemain akan lebih leluasa untuk bergerak sehingga mampu menunjukkan semua kemampuan yang dimiliki. Lapangan rumput yang rata juga membuat pemain dapat bermain lebih aman dengan risiko cedera yang minimal.
Karena itulah akhirnya sepakbola lebih banyak dimainkan di atas lapangan rumput. Berbicara soal tumput pada lapangan sepakbola, terdapat beberapa rumput yang bisa digunakan.
Rumput adalah tanaman monokotil yang termasuk dalam famili Poaceae (biasanya disebut Graminae). Bagian tubuh rumput terdiri atas batang, daun dan organ reproduktif, serta bagian bawah yang berupa akar. Daun rumput terbagi menjadi dua yaitu Blade dan Sheath.
Kedua bagian itu terhubung oleh sebuah jaringan meristem atau jaringan yang menjadi awal dari pertumbuhan sehelai rumput. Berbeda dengan tanaman lain yang memiliki jaringan meristem di bagian pucuk daun, rumput memiliki jaringan meristem bawah. Inilah yang menyebabkan rumput sangat toleransi terhadap tekanan injakan dan pemangkasan. Jaringan meristem yang berada di bawah, membuat rumput akan tumbuh kembali meski terpotong atau terinjak.
Secara bentuk arsitektural, rumput memiliki enam jenis. Namun hanya ada 3 jenis rumput yang cocok untuk dipakai untuk lapangan sepakbola. Ketiga jenis rumput tersebut yaitu Zoysia matrella (ZM), Cynodon dactylon (CD) dan Axonopus compressus (AC). Tiga jenis rumput ini memiliki kualitas fungsional untuk menjadi rumput lapangan sepakbola seperti rigiditas (kerapatan), elastisitas, mampu menahan beban, mampu memulihkan diri, dan perakaran yang kuat.
Ketiga jenis rumput ini pun memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Rumput jenis ZM, biasa disebut rumput manila. Rumput ini merupakan jenis rumput yang paling baik untuk digunakan sebagai rumput lapangan sepakbola. Rumput jenis ini memiliki warna hijau yang paling pekat diantara dua jenis lain. Tingkat elistisitas (berhubungan dengan bola bergelinding) juga sangat baik. Tekstur rumput dengan daun yang runcing dan rigiditas yang rapat memastikan bahwa rumput aman terkena sepul sepatu.
Kekuatan akar rumput ini juga sangat baik. Namun, agar tetap dalam kualitas yang baik, rumput ZM membutuhkan pengelolaan tingkat tinggi. Perawatan yang dilakukan kepada lapangan yang menggunakan rumput ini akan lebih sulit dan membutuhkan biaya mahal. Selain itu harga rumput ini pun lebih mahal. Harga di pasaran saat ini di kisaran Rp 80 ribu per meter persegi.
Rumput jenis CD, biasa disebut rumput bermuda. Kualitasnya hampir sama dengan ZM, namun kekuatan akar rumput CD tidak sekuat rumput ZM. Akar rumput CD akan mudah terkelupas ketika terinjak-injak pemain. Karena itulah rumput ini lebih banyak digunakan pada lapangan golf.
Dari segi warna, Rumput CD tidak memiliki warna hijau sepekat ZM. Namun masuk cukup terlihat hijauh ketika terhampar di lapangan luas. Perawatan yang dibutuhkan untuk rumput ini juga cukup tinggi, meski tidak semahal ZM. Harga di pasaran pun sedikit lebih murah dari ZM, kurang lebih rumput ini bisa kita temukan dengan harga sekitar Rp 60 ribu per meter persegi.
Terakhir rumput jenis AC, atau sering disebut dengan rumput gajah. Rumput ini sering ditemukan di taman atau alun-alun. Rumput ini memiliki perakaran yang baik. Namun bentuk daunnya lebih lebar jika dibandingkan dengan dua jenis sebelumnya. Hal ini akan menyebabkan rumput menjadi lebih mudah rusak karena terkena pul sepatu.
Warna rumput ini memiliki tingkat kehijauan yang baik. Namun jika perawatan yang dilakukan buruk, warna rumput ini bisa berubah menjadi pucat dan kekuningan. Bentuk daun yang lebar juga menyebabkan elastisitas rumput ini kurang baik. Artinya, pergerakan bola di atas lapangan ini akan tidak sebaik di atas dua jenis rumput sebelumnya.
Harga rumput ini cenderung lebih murah dari yang lain. Kurang lebih rumput ini biasa dijual dengan harga Rp 35 ribu per meter persegi. Biaya pengelolaan rumput ini pun tidak terlalu mahal. Karena itulah, sebagian besar lapangan sepakbola di Indonesia menggunakan rumput jenis ini.
Seiring dengan perkembangan teknologi, lapangan sepakbola kini pun sudah bisa menggunakan rumput sintetis atau rumput buatan. Satu keuntungan yang paling besar dari rumput sintetis adalah perawatannya yang lebih mudah dan murah. Rumput sintetis tidak perlu disiram dan di potong secara berkala seperti rumput alami. Karenai itu, beberapa negara lebih memilih menggunakan rumput sintetis untuk lapangan-lapangan yang dipakai oleh masyarakat umum dengan intensitas penggunaan tinggi.
Meski begitu, penggunaan rumput sintetis untuk lapangan sepakbola profesional masih mengundang kontroversi. Soalnya, beberapa pihak menganggap bahwa bermain di rumput sintetis memiliki risiko cedera yang lebih tinggi ketimbang rumput alami [Baca: Risiko Cedera Bermain di Lapangan Sintetis vs Lapangan Alami]. Selain itu, rumput sintetis yang lebih keras dan kasar akan membuat pemain mudah terluka ketika terjatuh
Meski begitu, apapun rumputnya sepakbola tetaplah sepakbola. Permainan terindah tidak akan pernah kehilangan keindahannya meski dimainkan di atas rumput paling buruk sekalipun. Bahkan jika dimainkan di atas lapangan tanah yang gundul sepakbola tidak akan pernah hilang keindahannya
Layaknya seorang pelukis dengan kanvasnya, lapangan bagi pemain bola juga merupakan tempat untuk mengekspresikan karya. Segala macam karya bisa dilakukan oleh pesepakbola di atas lapangan tempatnya bermain.
Sepakbola sendiri merupakan olahraga yang fleksibel. Sepakbola tidak terbatas hanya bisa dimainkan di atas lapangan rumput. Sepakbola bisa dimainkan di manapun asal ada area yang sedikit datar dan benda berbentuk agak bulat yang bisa ditendang.
Hanya saja, memang lapangan rumput yang hijau, dengan ukuran yang sudah distandarkan, lengkap dengan dua buah gawang menjadi area yang dianggap paling ideal untuk bermain sepakbola saat ini. Di atas lapangan rumput pemain akan lebih leluasa untuk bergerak sehingga mampu menunjukkan semua kemampuan yang dimiliki. Lapangan rumput yang rata juga membuat pemain dapat bermain lebih aman dengan risiko cedera yang minimal.
Karena itulah akhirnya sepakbola lebih banyak dimainkan di atas lapangan rumput. Berbicara soal tumput pada lapangan sepakbola, terdapat beberapa rumput yang bisa digunakan.
Rumput adalah tanaman monokotil yang termasuk dalam famili Poaceae (biasanya disebut Graminae). Bagian tubuh rumput terdiri atas batang, daun dan organ reproduktif, serta bagian bawah yang berupa akar. Daun rumput terbagi menjadi dua yaitu Blade dan Sheath.
Kedua bagian itu terhubung oleh sebuah jaringan meristem atau jaringan yang menjadi awal dari pertumbuhan sehelai rumput. Berbeda dengan tanaman lain yang memiliki jaringan meristem di bagian pucuk daun, rumput memiliki jaringan meristem bawah. Inilah yang menyebabkan rumput sangat toleransi terhadap tekanan injakan dan pemangkasan. Jaringan meristem yang berada di bawah, membuat rumput akan tumbuh kembali meski terpotong atau terinjak.
Secara bentuk arsitektural, rumput memiliki enam jenis. Namun hanya ada 3 jenis rumput yang cocok untuk dipakai untuk lapangan sepakbola. Ketiga jenis rumput tersebut yaitu Zoysia matrella (ZM), Cynodon dactylon (CD) dan Axonopus compressus (AC). Tiga jenis rumput ini memiliki kualitas fungsional untuk menjadi rumput lapangan sepakbola seperti rigiditas (kerapatan), elastisitas, mampu menahan beban, mampu memulihkan diri, dan perakaran yang kuat.
Ketiga jenis rumput ini pun memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Rumput jenis ZM, biasa disebut rumput manila. Rumput ini merupakan jenis rumput yang paling baik untuk digunakan sebagai rumput lapangan sepakbola. Rumput jenis ini memiliki warna hijau yang paling pekat diantara dua jenis lain. Tingkat elistisitas (berhubungan dengan bola bergelinding) juga sangat baik. Tekstur rumput dengan daun yang runcing dan rigiditas yang rapat memastikan bahwa rumput aman terkena sepul sepatu.
Kekuatan akar rumput ini juga sangat baik. Namun, agar tetap dalam kualitas yang baik, rumput ZM membutuhkan pengelolaan tingkat tinggi. Perawatan yang dilakukan kepada lapangan yang menggunakan rumput ini akan lebih sulit dan membutuhkan biaya mahal. Selain itu harga rumput ini pun lebih mahal. Harga di pasaran saat ini di kisaran Rp 80 ribu per meter persegi.
Rumput jenis CD, biasa disebut rumput bermuda. Kualitasnya hampir sama dengan ZM, namun kekuatan akar rumput CD tidak sekuat rumput ZM. Akar rumput CD akan mudah terkelupas ketika terinjak-injak pemain. Karena itulah rumput ini lebih banyak digunakan pada lapangan golf.
Dari segi warna, Rumput CD tidak memiliki warna hijau sepekat ZM. Namun masuk cukup terlihat hijauh ketika terhampar di lapangan luas. Perawatan yang dibutuhkan untuk rumput ini juga cukup tinggi, meski tidak semahal ZM. Harga di pasaran pun sedikit lebih murah dari ZM, kurang lebih rumput ini bisa kita temukan dengan harga sekitar Rp 60 ribu per meter persegi.
Terakhir rumput jenis AC, atau sering disebut dengan rumput gajah. Rumput ini sering ditemukan di taman atau alun-alun. Rumput ini memiliki perakaran yang baik. Namun bentuk daunnya lebih lebar jika dibandingkan dengan dua jenis sebelumnya. Hal ini akan menyebabkan rumput menjadi lebih mudah rusak karena terkena pul sepatu.
Warna rumput ini memiliki tingkat kehijauan yang baik. Namun jika perawatan yang dilakukan buruk, warna rumput ini bisa berubah menjadi pucat dan kekuningan. Bentuk daun yang lebar juga menyebabkan elastisitas rumput ini kurang baik. Artinya, pergerakan bola di atas lapangan ini akan tidak sebaik di atas dua jenis rumput sebelumnya.
Harga rumput ini cenderung lebih murah dari yang lain. Kurang lebih rumput ini biasa dijual dengan harga Rp 35 ribu per meter persegi. Biaya pengelolaan rumput ini pun tidak terlalu mahal. Karena itulah, sebagian besar lapangan sepakbola di Indonesia menggunakan rumput jenis ini.
Seiring dengan perkembangan teknologi, lapangan sepakbola kini pun sudah bisa menggunakan rumput sintetis atau rumput buatan. Satu keuntungan yang paling besar dari rumput sintetis adalah perawatannya yang lebih mudah dan murah. Rumput sintetis tidak perlu disiram dan di potong secara berkala seperti rumput alami. Karenai itu, beberapa negara lebih memilih menggunakan rumput sintetis untuk lapangan-lapangan yang dipakai oleh masyarakat umum dengan intensitas penggunaan tinggi.
Meski begitu, penggunaan rumput sintetis untuk lapangan sepakbola profesional masih mengundang kontroversi. Soalnya, beberapa pihak menganggap bahwa bermain di rumput sintetis memiliki risiko cedera yang lebih tinggi ketimbang rumput alami [Baca: Risiko Cedera Bermain di Lapangan Sintetis vs Lapangan Alami]. Selain itu, rumput sintetis yang lebih keras dan kasar akan membuat pemain mudah terluka ketika terjatuh
Meski begitu, apapun rumputnya sepakbola tetaplah sepakbola. Permainan terindah tidak akan pernah kehilangan keindahannya meski dimainkan di atas rumput paling buruk sekalipun. Bahkan jika dimainkan di atas lapangan tanah yang gundul sepakbola tidak akan pernah hilang keindahannya